DOWNLOAD ATAU ORIGINAL STUFF

Pernah ga kepikiran untuk mengoleksi CD, Poster, Vinyl, Kaos dan stuff yang lainnya, hanya untuk kepuasan hidup karena tidak cukup hanya memainkan musik? dan hasrat untuk mengoleksi tersebut tetap ada hingga akhir hayatmu. Dan saat ajal tiba, kamu tidak rela untuk mewarisi barang-barangmu, namun dikremasi bersama tubuhmu.
Disekitar saya, hanya beberapa orang yang saya jumpai mengoleksi tersebut. Suatu ketika ada kerabat yang mengucapkan demikian, '..aah, aku dah dapet mp3-nya, males beli CD-nya...". Ok. Selama ini kita sudah dipermudahdengan internet untuk mengunduh mp3 sebagai referensi. Lihat saja, perkembangan teknologi tersebut memudahkan mencari referensi dan banyak band yang beragam yang bermunculan, karena sudah begitu banyak pilihan untuk diapresiasikan, bahkan menciptakan sesuatu yang baru setelah mendapatkan semua itu. lalu etiskah bila kita berbicara tersebut terhadap musik lokal untuk memberi sikap yang sama dengan referensi dari rilisan luar?Pernah denger? Musik lokal hingga sampai saat ini masih belum bisa merasakan hasil karyanya sepenuhnya. Mengapa? karena siklus perputaran produksi dan penjualan tridak seimbang dengan adanya selera konsumen. Karena masih jarang orang membeli stuff yang mereka sukai. Aneh ya? Tapi ya sudahlah, itu masalah selera pembeli.

Saya tidak mempersalahkan seseorang yang ingin menyebarkan musiknya sebagai alat agitasi propaganda yang bebas untuk dicopy atau tentang bagaimana menghormati hak cipta seseorang dan bla bla bala bala... Bukan itu yang saya maksud dan juga bukan itu. Tapi hey, mengoleksi barang-barang tersebut itu menyenangkan, entah itu baru atau second hand. Bagaimana bisa ketika kalian menikmati sebuah musik, namun tidak terwujud kemasan CD rilisan tersebut, apa isi lirik lagu itu...Mendownload musik-musik lokal maupun interlokal diinternet, bagi saya bukanlah ancaman untuk band-band independent menjadi tidak dihargai. Sekarang bagaimana membangun hasrat seseorang untuk menikmati kemasannya. Ciptakan ketertarikan tersebut ketika seseorang sedang berkonsentrasi menikmati musiknya sambil membolak-balikan cover CD untuk mengetahui siapa yang bikin musiknya, artworknya, kapan recording itu berlangsung, membaca ucapan terima kasih si band, berusaha keras untuk mengerti liriknya dan bagaimana kamu repotnya merawat CD supaya awet, hingga saking senangnya dengan rilisan tersebut kamu membeli stuff yang lainnya. Setelah ketertarikan tumbuh, niscaya seseorang mempunyai mp3 lagunya duluan, akan  tetap membeli CD-nya. Karena merasa tidak lengkap hanya musiknya saja. Sehingga seruan 'support your local band" tidak akan prematur. Jangan berikan rasa menyalahkan apabila tidak membeli ini-itu. Karena hal tersebut juga adalah naluriah. Kampanyekan berkoleksi! Daripada menjadi seorang Armand Maulana yang pasrah akhirnya mengkampanyekan untuk melegalkan pembajakan yang sesuai prosedur hukum, menelan ludah yang terbuang. Karena bukan itu masalahnya. Ini masalah selera kok. Bajakan atau asli tidak ada bedanya, masih dalam lingkaran setan yang sama, kepentingan industri musik.

Kedua dukungan memang perlu kok, dengan adanya sikap untuk mendukung band-bandyang kamu suka dan band-band teman kamu sendiri. Disitulah kita benar-benar menghargai. Pernah kan, band temanmu yang bagus tapi dengan rekaman yang jelek, tapi kamu tetap membelinya karena mereka adalah teman kamu. Hal-hal klasik itulah yang sudah hilang di scene ini. Seperti ketikan ini, same old story, topik yang klasik. Seperti halnya mengumpulkan sejarah. Suatu saat juga koleksimu adalah saksi bisu dari sebuah sejarah. Kalo suka, belilah dan bersiaplah menjadi kolektor! nikmatilah berkolesi!

sumber : kolom editorial. majalah MOSH! edisi 04 | JULI | 2007

No comments: